
FOTO : Petugas saat evakuasi PK korban gandir.
Sampit – Seorang pria berinisial PK (30) yang tinggal di Kecamatan Kumai, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, hanya lantaran teleponnya tidak diangkat (dijawab) pacarnya. Ironisnya korban (PK) mengakhiri hidupnya di rumah pacarnya sendiri.
Kapolres Kotawaringin Barat AKBP Yusfandi Usman melalui Kapolsek Kumai Iptu Stefanus Rantealo mengungkapkan, peristiwa gantung diri itu terjadi pada hari Minggu (28/7/2024). Dimana korban sebelum mengakhiri hidupnya sempat kirim pesan SMS ke handphone pacarnya tersebut.
“Kami menerima laporan pada hari Senin (29/7), dimana personil Regu II piket Polsek Kumai menerima laporan penemuan mayat gantung diri pada pukul 05.25 WIB, dengan TKP di rumah pacar korban di Kecamatan Kumai,” kata Kapolsek Kumai Iptu Stefanus Rantealo, Senin (29/7/2024).
Stefanus menjelaskan kronologis, dimana sebelumnya, Minggu (28/7) sekitar pukul 19.36 WIB korban ada SMS kepada Na (pacar korban) yang berisi: “Memang keterlaluan kamu tidak mengangkat Telepon”, dan kemudian pada dan pukul 22.11 WIB korban kembali SMS yang berisi “Mun aku mati hanyar sadar”
Setelah itu, selanjutnya pukul 23.11 WIB korban kembali SMS yang isinya “buka gembok pintu samping kam lihat mayat tergantung di dapur”, yang disusul SMS berikutnya pada pukul 23.29 WIB, “Terserah kam percaya atau tidak kita buktikan pas Bulik ke rumah”.
Dan dilanjutkan kembali, korban menyampaikan SMS sekitar pukul 23.54 WIB dengan Isi “tidur yang nyenyak biar besok bisa lihat kenyataan”.
Dan Dikarenakan Diana tidak memiliki pulsa jadi tidak membalas SMS dari korban, lalu pada pagi harinya Senin (29/7) sekitar pukul 05.00 WIB, Diana pulang ke rumah pada akan mau membuka pintu tidak bisa dikarenakan terkunci dari dalam.
“Pacar korban pun mengintip dari jendela belakang dan melihat korban sudah dalam keadaan gantung diri, melihat kejadian itu, pacar korban pun kemudian menelpon kakaknya dan disarankan untuk lapor RT dan setelah melapor Ketua RT, kemudian ketua RT langsung menghubungi Polsek Kumai,” ujar Stefanus.
Dimana menurutnya, korban gantung diri menggantung di kayu kuda-kuda rumah di bagian dapur menggunakan tali polyester kain (Bekas Tali Celana) warna Hitam, dengan ikatan tali dileher simpul mati berpola huruf V( jarak tali dari dahan ke leher kuran lebih 130 cm dan dahan ke tanah kurang lebih 100 cm), korban menggunakan kaos oblong warna abu\-abu dengan bertuliskan Domsday, celana jean pendek warna hitam.
Diduga korban melakukan gantung diri dengan cara naik di atas meja kompor terlebih dahulu untuk mengikat tali kain di kayu kuda-kuda rumah bagian dapur dan mengikat tali kebagian leher korban yang bertumpu di atas dengan mengunakan kursi pelastik warna hijau yang tidak jauh dari korban.
Setelah itu korban melompat, tali mengikat leher korban sehingga pembuluh darah leher putus dan pecah, hal itu mengakibatkan korban tidak berdaya hingga meninggal.
“Pada pemeriksaan korban dalam keadaan status Quo, tidak ada bekas keributan, dan pada tubuh korban tidak di temukan tanda-tanda bekas kekerasan, setelah di evakuasi, korban pun di bawa kerumah sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun guna dilakukan visum,” beber Kapolsek Kumai.
Berdasarkan informasi yang didapat, pacar korban yang berstatus janda anak tiga ini menolak cinta korban, akhirnya korban bunuh diri. (*)